Pengertian Piatu dan Apa Itu Piatu? Pengertian, keistimewaan anak piatu, dalam Islam
Kita sering mendengar istilah anak yatim dan anak piatu, tapi apakah kita benar-benar memahami arti dari anak piatu? Anak piatu adalah seorang anak yang telah kehilangan ibunya. Islam sangat menekankan pentingnya memuliakan anak yatim dan piatu. Jadi, jangan pernah menyepelekan mereka. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang pengertian anak piatu dan bagaimana Islam mengajarkan kita untuk memperlakukan mereka.
Apa yang Dimaksud dengan Anak Piatu?
Secara sederhana, anak piatu adalah anak yang ibunya telah meninggal dunia, dan anak tersebut belum mencapai usia baligh. Namun, ada catatan penting di sini: status anak piatu hanya berlaku jika anak tersebut belum baligh. Jadi, seorang yang sudah baligh tidak lagi dianggap sebagai anak piatu meskipun ibunya telah meninggal dunia.
Nah, sebelum lebih jauh, kita bahas dulu nih, apa sih yang menjadi tanda kalau seseorang sudah baligh?
Tanda-tanda Baligh Pada Anak
Baligh adalah masa di mana seorang anak sudah dianggap dewasa dalam hal tanggung jawab keagamaan. Untuk anak laki-laki, tanda baligh adalah keluarnya air mani, baik karena mimpi basah atau karena hal lainnya. Sementara bagi anak perempuan, tanda baligh adalah ketika sudah mengalami menstruasi atau haid.
Selain itu, munculnya bulu pada kemaluan juga merupakan tanda fisik dari baligh. Secara umum, anak perempuan minimal baligh pada usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki biasanya baligh pada usia 15 tahun.
Menurut hukum Islam, kita tidak lagi menganggap seorang anak sebagai yatim atau piatu setelah ia baligh, meskipun orang tuanya telah meninggal dunia.
Dalil Islam Tentang Memuliakan Anak Yatim dan Piatu
Dalam ajaran Islam, Allah sangat memuliakan anak yatim dan piatu. Ada banyak dalil yang menganjurkan umat Islam untuk menjaga, melindungi, dan menyayangi mereka. Salah satu dalil yang paling sering kita dengar ada dalam QS. Al-Ma’un ayat 1-3, yang berbunyi:
“Tahukah kamu siapa orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un ayat 1-3).
Ayat tersebut mengajarkan bahwa orang yang memperlakukan anak yatim dan piatu dengan buruk atau mengabaikan mereka termasuk sebagai orang yang mendustakan agama.. Wah, serem juga ya!
Islam sangat menekankan bahwa kita tidak boleh bersikap kasar atau menyakiti perasaan mereka. Bahkan, kita harus menjaga mereka seperti menjaga keluarga sendiri.
Anjuran untuk Menyayangi Anak Yatim dan Piatu
Selain dalam Al-Ma’un, ada juga dalil dalam QS Ad-Dhuha: 9-10, yang menekankan hal yang sama:
“Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik.” (QS Ad-Dhuha: 9-10).
Dengan jelas, Allah mengingatkan kita untuk tidak berlaku sewenang-wenang kepada anak yatim dan piatu, dan untuk selalu memperlakukan mereka dengan kasih sayang. Jika kita melakukan sebaliknya, maka kita akan tergolong sebagai orang yang menyakiti agama dan sesama.
Mengapa Anak Piatu Perlu Didampingi Orang Dewasa?
Dalam hal pemberian santunan atau bantuan kepada anak piatu, penting bagi kita untuk memahami bahwa mereka masih anak-anak yang belum bisa mengelola uang atau harta benda dengan bijak. Maka dari itu, anak-anak ini perlu mendapatkan pendampingan dari orang dewasa. Tujuannya agar bantuan yang diberikan dapat digunakan dengan baik dan tidak disalahgunakan.
Anak piatu biasanya menghadapi kesulitan, baik secara emosional karena kehilangan ibu, maupun secara finansial karena berkurangnya dukungan materi dari keluarga.
Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak Yatim dan Piatu
Apa sih keuntungan dan keistimewaan berbuat baik kepada anak piatu dan yatim? Berikut adalah beberapa keutamaan yang bisa kita dapatkan:
- Mendapatkan pahala besar: Setiap kebaikan yang kita lakukan kepada anak yatim dan piatu akan dicatat sebagai amal shaleh yang berpahala besar.
- Disayangi Allah: Allah akan menyayangi orang-orang yang peduli dan menyantuni anak yatim dan piatu.
- Tercukupi kebutuhannya: Dengan menyantuni mereka, kita juga membantu mereka dari segi materi, yang tentunya menjadi amal infaq di jalan Allah.
Pengertian Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu
Untuk lebih jelas, mari kita lihat perbedaan antara anak yatim, piatu, dan yatim piatu.
- Anak yatim: Seorang anak yang kehilangan ayah sebelum baligh.
- Anak piatu: Seorang anak yang kehilangan ibu sebelum baligh.
- Anak yatim piatu: Seorang anak yang kehilangan ayah dan ibu sebelum baligh.
Islam sangat mengutamakan perhatian dan santunan kepada mereka karena kehilangan orang tua pada usia muda sangat berdampak pada kehidupan mereka, baik dari sisi kasih sayang maupun dukungan materi.
Pentingnya Memberikan Santunan Kepada Anak Yatim dan Piatu
Di masyarakat, masih ada kesalahpahaman dalam memberikan santunan kepada anak yatim dan piatu. Banyak yang mengira bahwa status yatim dan piatu berlaku seumur hidup, padahal sebenarnya status ini hanya berlaku sampai anak tersebut baligh. Setelah baligh, mereka dianggap sudah dewasa dan tidak lagi memiliki status yatim atau piatu.
Namun demikian, meskipun mereka sudah tidak berstatus yatim atau piatu setelah baligh, kita tetap dianjurkan untuk berbuat baik kepada mereka. Hanya saja, jangan keliru dalam memahami istilah ini agar kita bisa memberikan bantuan dengan tepat dan sesuai dengan ajaran Islam.
Kesimpulan
Dalam Islam, anak piatu adalah anak yang kehilangan ibunya sebelum baligh, dan mereka sangat perlu mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Islam mengajarkan kita untuk memperlakukan mereka dengan baik, tidak menghardik, dan selalu mendampingi mereka, terutama dalam hal pengelolaan harta. Selain itu, menyayangi anak yatim dan piatu memiliki banyak keutamaan, mulai dari pahala yang berlimpah hingga kasih sayang Allah SWT.
Semoga kita semua selalu mampu berbuat baik kepada anak yatim dan piatu, seperti yang Allah anjurkan dalam Al-Qur’an dan hadist.
Informasi dan Layanan Jemput Donasi : 085878905551