Berikut ini kami tuliskan artikel tentang keutamaan berbakti kepada orang tua
Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Hadits
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT secara tegas memerintahkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua. Bahkan, sekalipun mereka memiliki keyakinan yang berbeda, kewajiban untuk berbuat baik kepada mereka tetap ada. Hal ini semakin diperkuat oleh berbagai hadits yang menjelaskan pentingnya ridho orang tua sebagai salah satu kunci keridhaan Allah. Dengan kata lain, hubungan yang baik dengan orang tua menjadi faktor penting dalam kehidupan seorang muslim.
Salah satu kisah yang sangat menginspirasi dan diriwayatkan oleh Rasulullah SAW adalah tentang tiga orang dari Bani Israil. Seperti dijelaskan oleh Al-Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam kitab At-Targhib wat Tarhib, ketiga orang ini terperangkap dalam sebuah gua yang tertutup oleh batu besar. Mereka akhirnya selamat setelah melakukan tawasul melalui amal shaleh mereka, di mana salah satunya berbakti kepada orang tuanya yang sudah lanjut usia. Kisah ini menunjukkan betapa besar pahala dan keutamaan berbakti kepada orang tua.
Hadits Tentang Ridho Orang Tua
Lebih lanjut, dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib, Al-Mundziri juga menjelaskan beberapa hadits yang berkaitan dengan ridho orang tua. Berikut adalah beberapa hadits yang menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua:
1. Amalan Paling Utama
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ Ia bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ Rasulullah menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua.’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Rasulullah menjawab, ‘Jihad di jalan Allah,'” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Jihad dalam Merawat Orang Tua
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ: أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Artinya: “Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan meminta izin untuk berjihad. Rasulullah SAW kemudian bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ ‘Masih,’ jawabnya. Rasulullah SAW bersabda, ‘Pada perawatan keduanya, berjihadlah,'” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
3. Membahagiakan Orang Tua
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ: «ارْجِعْ إِلَيْهِمَا، فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا»
Artinya: “Dari Abdullah bin Amr ra, ia berkata bahwa seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Aku datang untuk berbaiat hijrah dan meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.’ Rasulullah SAW kemudian menjawab, ‘Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis,'” (HR Abu Dawud).
4. Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ، وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ. قَالَ: «هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟» قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: «فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا»
Artinya: “Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, Jahimah ra datang kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata, ‘Aku ingin ikut berperang bersamamu dan meminta petunjukmu.’ Rasul bertanya, ‘Apakah kamu memiliki ibu?’ ‘Ya,’ jawabnya. Rasul bersabda, ‘Lazimkanlah ibumu, karena surga berada di bawah telapak kakinya,'” (HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).
5. Pintu Surga dari Orang Tua
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضْعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوْ احْفَظْهُ»
Artinya: “Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kamu mau, kamu bisa menyia-nyiakan pintu tersebut atau menjaganya,'” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
6. Memperpanjang Umur dan Menambah Rezeki
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»
Artinya: “Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung silaturahim,'” (HR Ahmad).
Informasi dan Layanan Jemput Donasi : 085878905551
7. Ridho Allah pada Ridho Orang Tua
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ»
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ridho Allah berada pada ridho orang tua, dan murka Allah
berada pada murka orang tua,'” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, hadits-hadits tentang ridho orang tua menegaskan betapa pentingnya berbakti kepada orang tua. Semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh keberkahan hidup dengan menjaga hubungan baik dengan orang tua kita.